Mengupas Tuntas,metode hisab dalam penanggalan Islam
Menjelang datangnya bulan Romadhon,pastinya ummat Islam di seluruh dunia akan bersuka cita dan berbahagia dalam menyambut kedatangan bulan yang sangat agung ini.Bulan Romadhon adalah bulan yang sangatlah istimewa,karena semua amal ummat Islam akan di lipatgandakan dan bagi orang yang berpuasa,akan di ampuni dosa dosanya yang telah lalu.Siapa sih,yang tidak berbahagia dengan segala bonus yang dijanjikan Allah,di bulan Romadhon ini.Namun,khususnya di Indonesia.Bulan Romadhon sekaligus menjadi pertanda,terbaginya Islam dalam 2 kubu madzhab pendapat,yang masing masing kelompok ini berpegang teguh pada keyakinan mereka masing masing.Dan sekaligus mempertegas,betapa tipisnya kesadaran bertabayyun dalam jati diri Muslim di Indonesia.
Referensi
Kali ini,Gue akan membahas tentang salah satu metode dalam menentukan awal bulan di penanggalan Islam atau lebih di kenal sebagai penanggalan hijriah .Yaitu metode hisab.Kenapa hanya metode hisab yang saya bahas?Karena,saya melihat.Metode satu ini seperti di anak tirikan oleh beberapa kalangan ummat Islam di Indonesia.Terlebih,beberapa waktu yang lalu,di salah satu kajian dan di video ceramah youtube,saya melihat ada sedikit miss pemahaman tentang tata cara atau metode yang di gunakan oleh salah satu organisasi di Indonesia,yang berinisial "Muhammadiyah" ini.Terlebih,kalo penentuan awal bulan dengan menggunakan Rukhyat.Mungkin,hampir semua Muslim di Indonesia sudah mengerti dan memahaminya ya kan?yang neropong pake teleskop itu lho...Nah,kalo metode hisab,kebanyakan mayoritas Muslim masih belum paham.Dan fatalnya lagi adalah,ada kalangan tertentu yang mengatakan metode hisab itu adalah penggenapan bulan menjadi 30 hari.Bahkan,pemahaman ini di sebarluaskan dalam bentuk ceramah dan dakwah.Hal ini sungguh-sungguh sangatlah fatal. Pertama yang Ingin Gue sampaikan adalah,metode hisab tidak hanya sesederhana menggenapkan 29 jadi 30.Ini jaman modern boy,Loe kira ini di jaman Nabi,yang diakui oleh Nabi sendiri bahwa orang orang di zamannya pada gak bisa ngitung?Loe baca dah,hadist ini.. Sesungguhnya kami adalah umat yang ummi; kami tidak bisa menulis dan tidak bisa menghitung (hisab). Bulan itu adalah demikian-demikian, yakni kadang-kadang dua puluh sembilan hari, dan kadang-kadang tiga puluh hari.Al-Bukhari, Sahih al-Bukhari, III: 35.Perhitungan hisab dizaman sekarang sudah pake teknologi canggih komputerisasi,yang dengannya,posisi bulan,bumi dan matahari bisa di prediksi dengan perhitungan matematika yang akurat.Itulah yang menjadikan(sebenarnya)hisab bisa dikatakan sangat akurat dalam menentukan awal dan akhir bulan hijriah dibandingkan metode lainnya.Tapi,tetap saja akan ada suara suara sumbang yang bilang begini"Perhitungan dan ramalan kan bisa salah.ramalan cuaca aja bisa salah"mungkin begitu kan,yang ada di pikiran mereka?.ooo,tidak semudah itu ferguso.Ramalan cuaca itu bisa saja tidak tepat,karena banyak faktor.Arah angin,cahaya matahari,kelembapan dll.Itu bisa berpengaruh pada cuaca.Lah,kalo bulan,apa yang mau mempengaruhinya?rotasi bulan sama dengan waktu revolusi bulan. statis bro...!!!Sekali berevolusi Bulan memerlukan waktu selama 29 hari 12 jam 44 menit dan 3 detik.Apa yang mau mempengaruhi?angin?gas? Lalu,point ke dua.Langsung ke permasalahan "konspirasi" hehe.Ini neropong bulan,kenapa harus hanya pada saat awal dan akhir bulan aja sih?seakan sudah menjadi festival wajib di Indonesia untuk menyambut awal dan akhir Romadhon,...Hadeeh.Hal yang paling menggelikan lagi adalah,di 11 bulan lainnya,2 organisasi ini nih.Bisa adem ayem aja,gak ada masalah apa apa tuh.Semua bisa mengikuti kalender hijriah dengan tenang dan tanpa harus neropong setiap kali pergantian bulan.Hal yang perlu di tekankan adalah,sebenarnya semua organisasi Islam di Indonesian juga,pake metode hisab.Tapi,yang melatar belakangi perbedaan dasar 2 organisasi ini sebenarnya hanyalah tentang perbedaan derajat hilal saja kok.Kalo kubu N,pake patokan 2 derajad hilal alias harus sudah bisa di lihat oleh mata telanjang.Sedangkan kubu M,hanya memakai patokan 1 derajad saja.Jadi walopun belum bisa di lihat oleh mata telanjang,kalo sudah hilal tetap dikatakan hilal,begitu aja sih.tapi balik lagi.Herannya,nih 2 kubu.Bisa adem ayem aja pake sistem kalender hisab dengan derajad hilal 1 derajad,di 11 bulan selain Romadhon.Hmm....Sangat mengherankan
ketiga,ini masalah kaitannya dengan bid'ah atau enggak.Perlu Loe ketahui,metode penentuan awal dan akhir bulan adalah sebuah sarana untuk melakukan ritual ibadah berupa Shaum Romadhon.Jadi,dengan kata lain,Loe gak bisa membid'ahkan metode hisab.Karena hisab hanyalah salah satu metode penentuan tanggalan.Sebagai contoh,Loe gak bisa membid'ahkan toa masjid,karena toa hanya sarana.Loe gak bisa membid'ahkan aplikasi musthaf di android.Karena itu hanya sarana.Dan,Loe gak bisa membid'ah kan jam,sebagai penentu waktu Sholat.Padahal hadistnya bilang begini Dari Abdullah Ibnu Amr Radliyallaahu ’anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ’alaihi wa Sallam bersabda: "Waktu Dhuhur ialah jika matahari telah condong (ke barat) dan bayangan seseorang sama dengan tingginya selama waktu Ashar belum tiba, waktu Ashar masuk selama matahari belum menguning, waktu shalat Maghrib selama awan merah belum menghilang, waktu shalat Isya hingga tengah malam, dan waktu shalat Shubuh semenjak terbitnya fajar hingga matahari belum terbit." Riwayat Muslim. Lalu,mengapa sekarang pake hitungan jam,untuk menentukan waktu sholatnya?Jelas karena kemajuan teknologi bukan?Lalu,pertanyaan dasar mulai menggelitik.Kalo Waktu Sholat aja bisa pake metode hisab,kenapa penentuan waktu Shoum,gak bisa di hisab juga? Wallahu'alam bisshowab
Referensi
http://tarjih.muhammadiyah.or.id/artikel-metode-hisab-muhammadiyah-detail-180.html http://pustaka.abatasa.co.id/pustaka/detail/fiqih/allsub/1023/hadits-yang-berkaitan-dengan-penentuan-waktu-shalat.html
Asas Geocentris mutlak salah,mengapa harus dipertahan...dalam penanggalan Islam tdk pernah ada satuan waktu yg dikenal dng 'jam/menit/detik'
BalasHapuslalu,kenapa lu masih pake 'jam/menit/detik' buat nentuin waktu sholat?
Hapus