NUSSA, SERI ANIMASI DENGAN KONSEP CERITA PALING BURUK
Pop kultur selalu membawa sesuatu di yang baru dan segar dalam budaya.
Termasuk dalam tubuh Islam pun tak luput dari pengaruh yang namanya pop
kultur.
Di bulan Ramadhan tahun ini, kita juga banyak menemui beberapa pop kultur dalam
acara-acara televisi swasta di Indonesia saat ini. Contohnya adalah acara anak seperti
serial animasi Upin-Ipin misalnya, yang tak jarang mengandung pesan
pesan moral dalam ajaran Agama Islam ini.
Namun, kali ini kita tak akan terlalu membahas tentang serial terkenal
besutan peruaahaan animasi asal Malaysia tersebut. Yang Gue bahas justru
adalah serial animasi buatan Indonesia sendiri yang berjudul "Nusa dan
Rara" dan "Lorong waktu" yang di adaptasi menjadi film animasi. Untuk
judul terakhir mungkin tak usah di bahas lebih mendalam kali ya. Karena, semua mungkin juga sudah pada tahu tentang bagaimana kualitas dari serial bernama "lorong waktu" tersebut.So, kali ini Gue
justru akan membahas lebih detil dan mengkritik habis-habisan
tentang animasi anak berjudul Nussa dan Rara ini. Kenapa? karena menurut Gue,
ceritanya sangat-sangatlah buruk dan di luar dari standar kualitas sebuah serial animasi anak pada umumnya.
Sebagai intermezzo and for your information,
Gue sudah hampir pernah menonton semua film animasi anak di tv
Indonesia. Dari film animasi dengan kualitasnya yang kebangetan bagusnya macem
Doraemon the Movie dan Detektif Conan, hingga yang terburuk seperti
halnya rabbids invasion, larva, dora the explorer dan segala macam
animasi dengan kadar keburukan paling terburuk lainnya.
Dan, maaf Gue
harus menilai. Animasi Nussa ini, secara visualisasi dan desain emang
sangatlah bagus. Namun sebagus-bagusnya visual, tidak ada artinya bila
kualitas cerita yang di tampilkan sangatlah buruk. Seburuk apakah itu?
Lu bisa nilai sendiri lah, tuh cerita lebih cocok di sebut sebagai
ceramah atau persentasi di bandingkan disebut sebagai animasi bertemakan
pendidikan. Dialog yang buruk. interaksi antar karakter yang kaku,
dubbing yang...euihhh....enggak banget, karena alih-alih menggunakan
bahasa Indonesia baku, mereka malah menggunakan bahasa Indonesia
"gaul" yang sangat tidak baik untuk pendidikan kosakata anak. Contohnya seperti kata "gak","aja","liat" dan masih banyak yang lainnya. Serius
dah, Gue malah Geli sendiri ngedenger dialog-dialog yang dipaksakan
itu . Dan, yang lebih parahnya lagi adalah, dialog-dialog dalam serial ini lebih tampak seperti
menggurui dibandingkan seperti film animasi dengan dialog yang ceria dan alami,khas anak-anak . Contohnya seperti pada saat ada adegan- adegan ketika Nussa yang sedang menasehati adiknya misalnya, wah itu
sih keliatan banget ingin mengguruinya. Bukankah lebih baik jika adegan
itu hanya di tampilkan dalam adegan gerakan mencontohkan saja, tidak
harus ada adegan menasehati dengan dialog yang justru membuat penonton
jadi enek sendiri di buatnya.
So, tampaknya studio animasi
The Little Giantz ini memang terlalu fokus pada keindahan Visual saja,
tanpa mempedulikan aspek cerita dan pengkarakteran setiap tokohnya. So,
emang sepertinya mereka ini terlalu menghabiskan budged mereka untuk
menyewa beberapa animator yang handal, sehingga konsekwensinya, mereka
hanya bisa menyewa sutradara, penulis skenario dan para dubber amatiran
saja. Hanya, demi mendapatkan hype sebagai film animasi pendidikan Islam
pertama buatan Indonesia. So, mengkin mereka- mereka di luar sana,
termasuk para da'i- da'i kondang seperti Ustadz Felix dan UAS sangat
membanggakan serial ini, karena kebanggaan mereka pada title "buatan
Islam". Dan, emang diakui. Strategi marketing studio animasi pembuatnya ini sangatlah terbukti berhasil menggaet para hyper sesaat dan demi kebanggaan sesaat.
Tetapi, tidak untuk Gue. Bagi Gue, ini adalah tak lebih dari salah satu
diantara banyaknya karya-karya sampah animasi buatan Indonesia yang
memiliki plot setipis kertas dan cerita yang membosankan.
Seharusnya
setiap pembuat cerita bertemakan pendidikan di Indonesia, belajar dari
seorang Fujiko F Fujio. Siapa sih dia? dia adalah pengarang salah satu
serial paling terkenal di dunia, yaitu Doraemon. Siapapun yang lahir
sekitar tahun 80 an dan 90an pasti mengetahui seorang pencipta serial
Doraemon satu ini. Dari ceritanya lah, banyak dari anak-anak di dunia ini
yang belajar tentang kehidupan, semangat, menjaga lingkungan dan masih
banyak yang lainnya. Dia adalah pengarang yang sangat lihai menyisipkan
pesan-pesan, kritikan dan isu-isu terhadap dunia global, dalam sebuah
dialog-dialog dan adegan - adegan sederhana di dalam setiap lembar komik
yang di ciptakannya. Karyanya ini jugalah yang menginspirasi banyak
pengarang-pengarang serial cerita, baik komik maupun anime untuk ikut pula memuat
pesan-pesan yang cukup berat namun di sampaikan dengan bahasa yang mudah
di mengerti, contohnya seperti detektif Conan , Naruto dan pastinya tentu saja
Upin-Ipin.
Satu
lagi yang membuat suatu serial pendidikan menjadi menarik adalah,
adanya aspek misteri yang membuat kita menjadi penasaran. Efeknya adalah
kita menjadi ada rasa keingintahuan untuk menggali lebih dalam tentang
pesan apa yang di sisipkan dalam serial tersebut. Sebagai contoh, di
dalam serial Doraemon ada istiah- istilah seperti warp, paradox waktu,
dan abad 22. Fujiko F Fujio membiarkan hal-hal itu tidak di jelaskan
secara detil dan tetap menjadi misteri, sehingga anak-anak akan menjadi
lebih kritis untuk menanyakan lebih detil tentang istilah-istilah itu.
Berbanding terbalik dengan serial Nussa ini, setiap adegan dan scene
yang di tampilkan pastilah hanya berisi penjelasan detil dan penjelasan
detil. So gak salah juga kan, bila Gue menyebut serial ini lebih mirip
ceramah agama dibandingkan di sebut serial animasi.
Betapa
buruk dan sampahnya serial ini, sampai-sampai Gue sendiri gak bisa
menilainya sebagai sebuah serial. Sebuah cerita serial, bisa dikatakan
bagus bila cerita tersebut memiliki visi dan tujuan yang harus di capai
oleh sang karakter utama, lalu watak sang karakter juga haruslah jelas
dan kuat. Gue pernah meriset tentang, apa sih rahasia para kreator -
kreator serial, baik itu komik maupun anime di Jepang, sehingga mereka
selalu menelurkan karya-karya besar yang melegenda dan selalu menemani
dan memuaskan para penggemar-penggemarnya di seluruh dunia?
ternyata
hal yang paling mendasar dari semua itu adalah pembentukan watak setiap
karakter, karena jika pengkarakteran setiap karakter saja sudah tidak
bagus. Maka, sudah bisa di pastikan serial itu akan hancur dengan
sendirinya. Satu hal yang pasti, anak - anak sangat menyukai hal - hal
yang berbau-bau heroes/tokoh kepahlawanan dan aksi. Coba bayangkan,
untuk apa menyampaikan bahwa "Nussa itu hafal hadist lho", namun anak-
anak yang menonton pun tak mengerti dan tak memiliki alasan apapun untuk
menggemari karakter bernama Nussa ini. Lalu, kenapa banyak anak-anak di
dunia ini sangat suka dengan karakter Doraemon? karena ia punya kantong
ajaib donk. Kenapa, anak- anak suka dengan Conan, pasti karena
kecerdasannya dalam menangkap penjahat. Kenapa kalian suka dengan
Naruto? karena dia bisa mengalahkan ninja jahat, ya kan?
Lalu,
tentang visi. Serial yang bagus haruslah memiliki visi atau tujuan. Gak
usah Gue jelasin panjang-panjang lah ya? Lu bisa langsung lihat aja
lah, pada serial Doraemon. Disana di ceritakan bahwa Doraemon di
kirimkan ke abad 21 untuk memperbaki nasib Nobita di masa depan. Lalu
ada juga Detektif Conan yang bertujuan untuk menghancurkan organisasi
hitam, lalu ada juga Naruto yang ingin menjadi Hokage. Kenapa mesti ada
yang namanya visi? karena dengan adanya visi, penonton akan di buat
penasaran dengan akhir kisah sang karakter utama. Sehingga, penonton pun
akan dibuat tertarik, serta selalu ingin dan ingin mengikuti serial tersebut.
Lorong waktu
kita
semua pastinya sudah pada tau lah gimana Sinetron Lorong Waktu yang
pertama kali tayang pada tahun 1999 itu meledak di pasaran. Dan, so
pasti sinetron Lorong Waktu telah mengubah citra dan bentuk Sinetron
yang pada saat itu dan hingga kini lebih mengedepankan aspek drama
menipu yang lebai, namun menyebalkan dan tidak ada aspek pendidikan satu
pun di dalamnya. Dan, kini Lorong Waktu diangkat dan diadaptasi
menjadi serial animasi? Gue sendiri tidak akan terlalu meragukan
kualitasnya dari segi cerita, karena kita juga harus mengakui bahwa
film-film besutan rumah produksi Demi Gisela Citra Sinema ini emang
sangat terkenal dengan kualitas-kualitas dari film-filmnya yang diatas
rata-rata. Lorong waktu juga seakan aspek nyata dari semangat dakwah di Indonesia yang saat ini populer untuk menggaet kaum berpendidikan, dan kaum milenial yang sangat suka dengan film-film dengan bergenre fiksi ilmiah. Dari segi visual juga, sangatlah ciamik sekali. Karena gerakan
animasinya sudah sangat halus dan rapih.
Jika kita dari tadi kita telah melihat kejeniusan dari Fujiko F Fujio. Kalau di Indonesia, mungkin kita bisa mengatakan kalau seorang Deddy Mizwar sebagai Fujiko F Fujio nya Indonesia. Walaupun dalam, kedua bidang kerja mereka sedikit berbeda. Deddy Mizwar emang sangat pandai memproduksi film dengan dialog-dialog kritis, berat dan berisi, namun tanpa memeberi kesan menggurui. Hal itupun di ungkapkan oleh Jourast Jordy, pemeran Zidan dalam Serial lorong waktu dalam sebuah wawancara yang dilakukan oleh akun youtube Kumparan.
ya, mungkin begitu saja caci maki Gue mengenai serial animasi yang berjudul Nussa tersebut. Semoga menjadi pelajarn untuk kita semua, dan industri film animasi di Indonesia semakin maju dan semoga bisa menyaingi industri animasi di luar negri sana. Yang terpenting, kuncinya selain bermuat pendidikan, serial animasi haruslah menarik dan unik. Itu adalah hal utama
MINTA MAAF APA NGGAK?!!kasian yang bikin animasi coba kamu bikin animasi paling hasilnya ya kalah sama animasi!! DASAR HATERS
BalasHapusYaaa kalah sama animasi lain gara gara kamu aku emosi jadi kurang katanya!!
HapusMINTA MAAF APA NGGAK?!!kasian yang bikin animasi coba kamu bikin animasi paling hasilnya ya kalah sama animasi!! DASAR HATERS
BalasHapusMINTA MAAF GAK?!!kasian yang bikin animasi!!coba kamu bikin animasi paling ya hasilnya kalah sama animasi lain!! Dasar Haters aku gak bermaksud bikin kamu sakit hati... Aku cuma nasehatin kamu biar kamu bikin artikelnya tuh ya yang sopan bukan untuk mengolok-olok okayy aku tunggu balasan komen dari kamu :)
BalasHapuskritik membangun
Hapus