Ajaran Islam Di Anime Fate Zero tentang Assasins Hassan I Sabbah
Ajaran Islam Di Anime Fate Zero tentang Assasins Hassan I Sabbah
Siapa itu Hassan i sabbah?
Sejarah asli Assassin Hassan i Sabbah
Ajaran Islam Di Anime Fate Zero tentang Assasins Hassan I Sabbah - Hassan Ibn Sabbah dan Assasin sendiri di anime ini sebenarnya diambil atau
terinspirasi dari kisah sejarah organisasi pembunuh rahasia pertama di
dunia yang eksis pada masa perang Salib.
Ya, seperti apa yang saya
katakan di video saya sebelumnya. Perang salib memang bisa dikatakan
sebagai salah satu perang yang memiliki cerita-cerita unik di dalamnya.
Dan juga di dalam perang ini banyak sekali muncul-muncul
pahlawan-pahlawan yang melegenda di dalam sejarah. Salah satunya adalah,
munculnya kelompok pembunuh taktis yang dijuluki sebagai Assassin.
Ya,
sesuai dengan apa yang ditampilkan di dalam anime Fate series.Kelompok
ini dipimpin oleh Hassan Ibn Sabbah, seorang Ulama dan cendekiawan Islam
beraliran Syiah mazhab Ismailiyah. Ia dikenal di dunia barat dengan
julukan “pria tua dari gunung”
Karena sikapnya yang keras dan
pandangan politiknya yang lugas. Mengakibatkan ia akhirnya tidak disukai
oleh beberapa kalangan tokoh politik Islam, baik dari kalangan Sunni,
Kesultanan Seljuk maupun dari kalangan Kekhalifahan Fatimiyah sendiri,
yang notabene merupakan Kekhalifahan Syiah bermazhab 12 imam.
Karena
itulah, setelah sempat menjadi tahanan politik Kekhalifahan Fatimiyah.
Ia akhirnya mengasingkan diri ke benteng pegunungan Alamut, di sekitar
daerah Qazvin, Iran. Dimana disana merupakan rumah bagi para penganut
aliran Syiah bermadzhab Ismailiyah yang menolak tunduk para kekuasaan
Fatimiyah maupun Seljuk.
Karakter anime beragama Islam
Di pengasingannya tersebut, karena
reputasinya sebagai ulama, ia pun diangkat menjadi pemimpin bagi para
Ismailiya di daerah tersebut. Benteng Alamut pun dikuasai Hassan tanpa
pertumpahan darah.
Karena terbatasnya kekuatan militer yang
dimiliki, memaksa Hassan untuk membentuk kelompok organisasi militer
yang memiliki kemampuan, kedisiplinan, kesetiaan dan efektivitas di atas
rata-rata. Walaupun secara kuantitas, jumlah anggota organisasi
tersebut tidaklah terlalu banyak. Kelompok tersebut di menyebut dirinya
sendiri sebagai Al-Da’wa al-Jadida yang berarti panggilan baru. Hassan
sendiri menyebut para pengikutnya dengan sebutan Asasiyun, yang berarti
orang-orang yang taat pada asas. Namun para korban-korban mereka,
menjuluki mereka Hasyasyin.
Beberapa pendapat mengatakan bahwa,
Hasyasyin berasal dari nama sang pemimpin organisasi tersebut, yaitu
Hassan Ibn Sabbah. Namun ada juga yang mengatakan bahwa istilah
Hasyasyin berasal dari kata Hashish yang berarti ganja, yang dimaksudkan
sebagai sebuah ejekan langsung terhadap tindakan-tindakan pembunuhan
dan aksi teror yang dianggap mereka ”seperti layaknya orang mabuk” yang
dilakukan oleh Assassin.
Di dalam catatan perjalanan Marco Polo, yang
dianggap fiktif oleh beberapa sejarawan. Dikatakan bahwa, kelompok
Hasyasyin diceritakan benar benar menggunakan zat narkotika dan ganja
sebagai media pelatihan mereka.
Namun, sumber-sumber Islam, baik dari
kalangan Sunni maupun Syiah tidak pernah menyebutkan bahwa mereka
menggunakan Ganja dan bahan memabukkan lainnya.
Edward Burman, dalam
The Assassins - Holy Killers of Islam, mengatakan: "tidak disebutkan
adanya narkotik tersebut (Hashish) terkait dengan para pembunuh Persia -
khususnya di perpustakaan Alamut ('the secret archives')".
Sebagai
tambahan, the Encyclopedia of the Orient menolak tuduhan ini. Memang
Hassan-i Sabbah tercatat keras khusus terhadap pengguna narkotika. Ia
merasa narkotika melemahkan disiplin keras yang dibutuhkan para
Ismailiyah untuk bertahan hidup. Ia membuat contoh dengan menghukum
anaknya di muka umum karena minum alkohol, yang dia yakini memberi
contoh buruk bagi masyarakat yang sedang menghadapi cobaan berat
tersebut.
Assassin dikenal luas dan melegenda hingga saat ini, karena
mereka berhasil membunuh tokoh-tokoh penting, baik dari kalangan
Muslim, baik itu Muslim Sunni, Syiah, maupun Pasukan Salib.
Sebut
saja misalnya seperti salah satu Wazir Kekhalifahan Abbasiyah yang
terkenal bernama Nizam al-Mulk (1092),lalu selain itu ada juga Wazir
Fatimiah yang bernama al-Afdal Shahanshah (1122)(yang bertanggung jawab
memenjarakan kaum Ismailiyah), lalu ada juga Ibn al-Khashshah dari
Aleppo (1125), al-Bursuqi dari Mosul (1126), Raymond II dari Tripoli
(1152), Conrad de Montferrat (1192), dan juga Edward I dari Inggris yang
terluka karena serangan Assassin.
Saladin, sang panglima Islam
paling terkenal pada masa itu, yang juga dikenal sebagai panglima yang
membebaskan Yerusalem dari tangan Pasukan Salib juga pernah mendapat
ancaman dari kelompok tersebut. Dimana dikisahkan dalam sejarah bahwa,
Assasin berhasil masuk kedalam camp Saladin, dan ketika Saladin
terbangun dari tidurnya. Ia menemukan sepotong kue beracun di atas
perutnya dan sepucuk surat bernada ancaman. Hal ini dilatarbelakangi
karena pada saat itu, Saladin tengah berusaha mengepung basis Assasin di
Syiria.
Dengan adanya ancaman tersebut, akhirnya Saladin mengakhiri
pengepungan tersebut dengan perjanjian perdamaian dan lebih berfokus
memerangi kaum Salib.
Btw, jika kalian penasaran dengan sejarah kisah
dari Saladin Al Ayyubi, mungkin kalian bisa mengecek video saya
sebelumnya yang berjudul ajaran Islam di dalam anime Arslan Senki
tentang sejarah Salahuddin Al Ayyubi.
Yap, pergerakan Assassin, dalam
penerapannya Assasin memang lebih banyak menyerang psikologis korbannya
dibandingkan harus mengotori tangan mereka dengan para korban yang
tidak perlu.
Umumnya, mereka bergerak dengan penyamaran, lalu senjata
yang biasa mereka gunakan untuk membunuh korbannya adalah adalah belati
dan mereka juga menolak menggunakan racun, panah atau alat lain yang
bisa memungkinkan sang korban lolos dan hidup. Dalam membunuh mereka
mengincar titik-titik fatal yang bisa membunuh secara langsung para
korban-korbannya, misalnya seperti leher dan kepala.
Mereka juga, biasanya membunuh para korbannya di depan umum demi menciptakan teror secara psikologis.
Assassin
juga termasuk organisasi pelopor yang menggunakan sinyal pantulan
cermin di siang hari untuk berkomunikasi dengan basis terdekat,
khususnya sekitar alamut. Dan di malam hari mereka menggunakan sinyal
api.
Namun, walaupun organisasi ini sangatlah handal dan
ditakuti. Hassan Ibn Sabbah sendiri tidak pernah tercatat ikut serta
dalam berbagai aksi yang dilakukan oleh Assasin.
Ia lebih banyak
diceritakan berdiam diri di dalam benteng Alamut, namun ia sangat aktif
berdakwah dan menyebarkan paham Ismailiyah di sekitar basis
kekuasaannya.
Ia juga adalah seorang cendekiawan yang memahami
berbagai bidang ilmu, seperti misalnya Ilmu filsafat, matematika ,
astronomi , kimia , kedokteran , arsitektur , dan disiplin ilmu utama
pada masanya.
Anime Islam Cowok
Banyak detail kehidupan awal Hassan i Sabbah yang simpang siur. Diperkirakan ia lahir sekitar tahun 1050-an di Qom, Persia, dari keluarga Syiah Dua Belas Imam. Masa mudanya kemungkinan besar dihabiskan untuk mendalami ilmu teologi, khususnya di kota Rayy. Pada usia 17 tahun, ia memeluk ajaran Nizari Ismaili, cabang Syiah yang meyakini kepemimpinan Imam ketujuh, Imam Nizār.
Menuju Alamut: Perebutan Kekuasaan dan Pendirian Negara Nizari Ismaili
Berkecimpung aktif dalam gerakan Nizari Ismaili, Hassan i Sabbah terlibat dalam perjuangan merebut kekuasaan dari dinasti Fatimiyah di Mesir. Ia melihat Fatimiyah telah menyimpang dari ajaran Nizari yang sebenarnya.
Sekitar tahun 1076, Hassan i Sabbah pergi ke Mesir, diduga untuk memperdalam ajaran Nizari. Namun, ia gagal mendapat dukungan penuh dari Fatimiyah. Alih-alih menyerah, ia berkelana dan akhirnya tiba di Alamut, sebuah benteng gunung terpencil di Persia.
Dengan kecerdasan dan strategi yang matang, Hassan i Sabbah berhasil merebut Alamut pada tahun 1090. Benteng ini kemudian menjadi pusat negara Nizari Ismaili yang ia dirikan.
Lahirnya Legenda Assassins: Taktik Teror dan Kesetiaan yang Mematikan
Hassan i Sabbah dikenal akan kemampuannya dalam hal propaganda dan infiltrasi. Ia merekrut para pemuda cerdas dan melatih mereka menjadi para fedayin, pasukan elit yang terkenal dengan sebutan Assassins atau Hashshashin.
Para fedayin ini digembleng dengan latihan fisik dan indoktrinasi agama yang ketat. Mereka dikabarkan dididik di taman rahasia yang digambarkan sebagai surga, sehingga rela mati demi menjalankan misi pembunuhan yang diperintahkan. Ada pula spekulasi tentang penggunaan hashish, namun hal ini masih diperdebatkan.
Para Assassins melancarkan serangan terhadap pemimpin politik dan agama yang dianggap sebagai ancaman bagi negara Nizari Ismaili. Taktik teror yang mereka ciptakan membuat para penguasa kala itu gentar dan waspada.
Warisan Hassan i Sabbah: Antara Kontroversi dan Legenda
Hassan i Sabbah wafat pada tahun 1124, meninggalkan warisan yang kontroversial. Ia dikecam karena penggunaan pembunuhan sebagai alat politik, namun di sisi lain ia juga dipuji atas kecerdasan, kepemimpinan, dan kemampuannya dalam mempertahankan negara Nizari Ismaili.
Kisah hidup Hassan i Sabbah dan sekte Assassins terus memikat imajinasi masyarakat hingga saat ini. Ia menjadi inspirasi bagi berbagai karya fiksi, mulai dari novel hingga video game.
Meskipun reputasinya sebagai pemimpin sekte pembunuh bayangan telah mengakar, kisah Hassan i Sabbah juga perlu dilihat dari perspektif perjuangannya mempertahankan keyakinan dan membangun negara Nizari Ismaili.
Hassan-i Sabbah agama
Hassan-i Sabbah, pemimpin legendaris sekte Assassins, diselimuti aura misteri. Tak hanya taktik militernya yang bengis, agama yang dianutnya pun menjadi perdebatan. Artikel ini akan mengupas afiliasi agama Hassan-i Sabbah, Islam Syiah Nizari Ismaili, dan pengaruhnya terhadap gerakannya.
Akar Syiah dan Perpecahan: Menuju Nizari Ismaili
Lahir sekitar tahun 1050-an, Hassan-i Sabbah berasal dari keluarga Syiah Dua Belas Imam, cabang Islam Syiah yang meyakini kepemimpinan 12 Imam setelah Nabi Muhammad. Namun, perpecahan terjadi terkait sosok Imam yang sah.
Hassan-i Sabbah memeluk ajaran Nizari Ismaili, kelompok Syiah yang meyakini Imam ketujuh, Imam Nizār, sebagai pemimpin sah. Gerakan Nizari Ismaili pada masa itu menentang kekuasaan Dinasti Fatimiyah di Mesir, yang juga beraliran Syiah. Fatimiyah dianggap telah menyimpang dari ajaran Nizari yang sejati.
Nizari Ismailiyah: Iman dan Perebutan Kekuasaan
Islam Syiah Nizari Ismaili memiliki keyakinan unik. Mereka percaya pada seorang Imam yang tersembunyi (al-Mahdi), yang akan muncul kembali di masa depan untuk menegakkan keadilan. Ini menjadi pembeda mendasar dengan Syiah Dua Belas Imam yang meyakini Imam ke-12 masih hidup dalam persembunyian.
Bagi Hassan-i Sabbah, perebutan kekuasaan dari Fatimiyah tak sekadar urusan politis, tapi perjuangan menegakkan iman yang benar. Ia ingin membangun negara Nizari Ismaili yang dipimpin Imam yang sah, yang kelak akan diwujudkan oleh al-Mahdi.
Tafsir Taqiyya: Kontroversi di Balik Pembenaran
Nizari Ismailiyah memiliki konsep taqiyya, yaitu dibolehkannya menyembunyikan keyakinan demi melindungi diri dari penganiayaan. Namun, penafsiran Hassan-i Sabbah terhadap taqiyya menuai kontroversi.
Para kritikus berpendapat bahwa Hassan-i Sabbah menggunakan taqiyya untuk membenarkan pembunuhan dan taktik teror yang dilancarkan sekte Assassins. Sebaliknya, pembela Hassan-i Sabbah berpendapat bahwa ia hanya melawan penguasa lalim yang dianggap tidak sah secara agama.
King Hassan-i Sabbah
Agama menjadi faktor fundamental dalam kehidupan dan gerakan Hassan-i Sabbah. Ia teguh mempertahankan interpretasinya terhadap Nizari Ismailiyah, meskipun menuai perdebatan.
Kepercayaan teguhnya pada Imam Nizār dan al-Mahdi, dipadukan dengan kecerdasan dan strategi, menjadikan Hassan-i Sabbah figur yang disegani sekaligus ditakuti.
Anime Fate Zero
Fate/Zero adalah anime yang diproduksi oleh Ufotable pada tahun 2011, merupakan prekuel dari seri anime Fate/stay night yang sangat populer. Berbeda dari pendahulunya yang berfokus pada idealisme dan pertarungan heroik, Fate/Zero menyuguhkan cerita yang lebih gelap, penuh intrik politik, dan strategi licik dalam perebutan Holy Grail.
Perebutan Cawan Suci: Mimpi atau Obsesi?
Holy Grail, artefak magis yang diyakini mampu mengabulkan segala keinginan, menjadi daya tarik utama bagi para master (master adalah sebutan untuk penyihir yang berpartisipasi dalam Holy Grail War). Tujuh master terpilih akan bertarung bersama Servant mereka, pahlawan legendaris yang di召喚 (shōkan, dipanggil) dari masa lalu untuk bertarung demi memenangkan Holy Grail.
Kiritsugu Emiya: Sang Magus Pragmatis
Tokoh utama Fate/Zero adalah Kiritsugu Emiya, master yang berpartisipasi dalam Holy Grail War keempat. Berbeda dari master lain yang didorong oleh ambisi atau keinginan pribadi, Kiritsugu memiliki tujuan yang lebih besar: menciptakan dunia yang damai dengan cara apapun, meski harus mengorbankan idealisme.
Pendekatan pragmatis Kiritsugu dalam pertarungan ini menjadi sorotan utama. Ia berfokus pada kemenangan, tanpa ragu menggunakan strategi kejam dan manipulatif untuk mencapai tujuannya. Servant Kiritsugu adalah Saber, kesatria wanita legendaris dari Inggris yang dikenal dengan idealisme dan keadilannya. Perbedaan prinsip antara Kiritsugu dan Saber memunculkan konflik menarik sepanjang cerita.
Para Master dan Servant: Intrik dan Strategi dalam Pertarungan Kejam
Selain Kiritsugu dan Saber, Fate/Zero menghadirkan berbagai master dan servant lain yang tak kalah menarik. Setiap master memiliki motivasi dan cara bertarung yang unik, menciptakan dinamika pertarungan yang menegangkan.
Anime ini juga menampilkan pertarungan servant yang spektakuler dengan animasi memukau khas Ufotable. Namun, lebih dari sekadar adu kekuatan fisik, pertarungan dalam Fate/Zero lebih banyak melibatkan strategi, pengkhianatan, dan pengorbanan.
Warisan Fate/Zero: Kisah Kelam yang Menarik
Fate/Zero berhasil menyajikan cerita yang kelam, penuh intrik, dan mengungkap sisi lain dari perebutan Holy Grail. Anime ini menantang penonton untuk mempertanyakan arti kemenangan dan harga yang harus dibayar demi meraih mimpi.
Bagi penggemar seri Fate, Fate/Zero wajib ditonton karena memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang universe Fate dan kisah para karakter di dalamnya. Namun, dengan temanya yang lebih dewasa, Fate/Zero lebih cocok untuk penonton yang sudah dewasa.
Hassan-i Sabbah Fate
Sejarah Assassin Hassan i Sabbah di dalam Anime Fate Series - Setelah sebelumnya kita telah membahas tentang topik yang berjudul Iskandar Anime Fate Zero dan hubungannya dengan Al Qur’an serta satu lagi topik yang berjudul ajaran Islam di dalam anime Arslan Senki tentang sejarah Salahuddin Al Ayyubi. . Nah pada kesempatan kali ini saya akan membahas tentang topik yang berjudul ajaran Islam di dalam Anime Fate series tentang sejarah Hassan-i Sabbah dan Assassin. Oke tanpa berlama-lama lagi mari langsung saja kita kupas artikelnya.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Bagaimana kabar kalian? semoga masih diberi kesehatan, kesempatan dan keceriaan, sehingga masih bisa menikmati suguhan video artikel-artikel berkualitas dari channel egagology.Dan jangan lupa juga untuk like, subscribe dan share video dari kami ke grup chatting komunitas kalian agar channel ini bisa menjadi wadah berkumpulnya para weeaboo-weeaboo barokah di seluruh dunia.
Ya, sesuai dengan judul di atas. Hari ini kita masih akan membahas tentang salah satu franchise anime paling populer di dunia, yaitu Fate series.
Tepatnya yang akan kita bahas adalah para karakter-karakter Servant yang masih ada hubungannya dengan sejarah Islam.
Ya, setelah di video sebelumnya kita telah menghadirkan Iskandar dari kelas Rider sebagai objek pembahasan kita.
Nah, pada video kali ini, yang akan kita bahas adalah tentang salah satu karakter Servant lainnya yang ada di dalam serial ini, yaitu Assasins dan Hassan Ibn Sabbah.
Untuk kalian yang belum pernah menonton sama sekali atau mungkin lupa dengan alur cerita dari anime ini. Sekedar merefresh ingatan kalian, Servant class Assassin atau lebih tepatnya adalah True Assassin pimpinan Hassan Ibn Sabbah secara resmi pertama kali muncul di dalam anime Fate Zero yang merupakan prekuel dari judul aslinya yang berjudul Fate Stay Night.
Namun, terkhusus untuk karakter Hassan sendiri. Hassan Ibn Sabbah juga tercatat di tampilkan di beberapa judul lanjutan dan juga spin off dari serial ini, yang mewakili Servant class Assassin.
Di dalam anime Fate zero sendiri, Assasin diceritakan sebagai kelompok Servant yang dimiliki oleh seorang Master bernama Kirei Kotomine.
Sedangkan Hassan Ibn Sabbah sama sekali tidak muncul di anime tersebut. Hassan sendiri pertama kali muncul dan menampakkan kemampuannya di dalam anime the Movie Fate Stay Night berjudul Heaven Fell, yang merupakan sebuah film adaptasi dari game Visual Novelnya, tepatnya yang menceritakan tentang rute Sakura Matou.
Judul anime Islam
Di dalam anime Fate Zero sendiri, kemampuan Assassin seolah di nerf dan tidak terlalu ditampakkan sama sekali kekuatan mereka yang sesungguhnya. Ini dikarenakan mereka adalah Servant yang melayani Kirei, yang notabene juga adalah pelayan dari Tokiomi Tohsaka, yang merupakan Master dari Archer. Jadi bisa dikatakan di dalam Anime Fate Zero, para Assasin adalah Servant yang paling sial. Karena mereka harus melayani seorang Master yang melayani Master lainnya.
Hasilnya mereka hanya di manfaatkan sebagai mata-mata bayangan, karena salah satu kemampuan yang dimiliki mereka adalah bisa menghindari berbagai jebakan dan tidak mudah terdeteksi oleh siapapun, seperti layaknya hantu.
Selain sebagai mata-mata, mereka juga digunakan sebagai bidak tumbal yang harus dikorbankan demi mulusnya strategi yang direncanakan oleh mentor dari Kirei, yaitu Tokiomi.
Tak mengherankan jika akhirnya, kematian seluruh anggota Assassin di anime ini, bisa dibilang adalah salah satu adegan kematian paling konyol di dalam serial tersebut.
Fate zero episode 11
Tepatnya di episode 11, dimana di ilustrasikan bahwa mereka dengan pasrah merelakan diri mereka sendiri merasakan kematian di tangan Iskandar. Iskandar memusnahkan mereka dengan cara menggunakan jurus pamungkasnya alias harta mulianya yang bernama Ionioi Hetairoi. Ya, perintah pengorbanan diri para Assasin tersebut, diperintahkan Kirei hanya dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana kekuatan Iskandar yang sebenarnya.
Anime Islam Perang
Ya, berbeda dengan penampilan Assasin di dalam anime Fate Zero, penampilan Hassan Ibn Sabbah sebagai Assasin di sekuel dari Fate Zero, yaitu Fate Stay Night Heaven Feel bisa dibilang sangat memuaskan dan diilustrasikan sebagaimana layaknya Assasin sebagai pembunuh senyap yang melegenda dalam sejarah.
Di dalam anime ini, Hassan Ibn Sabbah ditampilkan sebagai Servant milik sang Villain utama di dalam film the movie ini, yaitu Zouken Matou.
Dan bahkan kita pun di perlihatkan jurus pamungkas alias harta mulia dari Hassan Ibn Sabbah. Jurus tersebut dinamakan, Sabaniah.
Yap,Sabaniah atau Zabaniah sendiri sebenarnya diambil dari nama sekelompok Malaikat yang bertugas menyiksa para penghuni neraka di dalam ajaran Islam, Zabaniyah diyakini berjumlah 19 Malaikat dan dipimpin oleh Malaikat yang bernama Malaikat Malik.
Informasi ini berasal dari salah satu Hadist Nabi yang berbunyi
Rasulullah bersabda: Siapa yang ingin supaya Allah selamatkan dia dari penanganan Malaikat Zabaniah yang berjumlah 19 orang (malaikat penjaga neraka), maka hendaklah membaca Bismillahirrahmanirrahim, niscaya Allah buatkan untuknya, dari setiap satu huruf itu sebuah surga.
HR.Ibnu Mas'ud.
Oke, mungkin sekian dulu pembahasan kita kali ini. Semoga bermanfaat. Dan akhir kata, assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh salam hangat egagology
Tidak ada komentar