Hot Manga

Ishowspeed dan Adidas bilang Batik dari Malaysia, Kenapa bisa?

 Ishowspeed dan Adidas bilang Batik dari Malaysia, Kenapa bisa?

Ishowspeed dan Adidas bilang Batik dari Malaysia, Kenapa bisa?

Ishowspeed dan Adidas bilang Batik dari Malaysia, Kenapa bisa? - Belakangan ini, dunia maya dihebohkan oleh dua klaim yang melibatkan batik, salah satunya dari YouTuber terkenal, iShowSpeed, dan yang lainnya dari merek olahraga global, Adidas. Kedua klaim ini menimbulkan perdebatan mengenai hak atas warisan budaya yang kaya ini, yang sudah dikenal sebagai salah satu identitas Indonesia.

iShowSpeed dan Batik

iShowSpeed, yang dikenal sebagai streamer dan content creator, baru-baru ini mengklaim bahwa ia memiliki desain batik yang terinspirasi dari Malaysia. Dalam video dan siaran langsungnya, ia menunjukkan pakaian yang menggunakan pola batik yang dianggap sebagai bentuk penghormatan terhadap budaya batik. Namun, banyak netizen dan penggemar dari Indonesia yang merasa bahwa klaim ini tidak seharusnya terjadi, mengingat batik telah diakui sebagai warisan budaya Indonesia oleh UNESCO sejak 2009.

Perdebatan ini pun menjadi viral di media sosial, dengan banyak penggemar menuntut klarifikasi dari iShowSpeed mengenai maksud dari klaim tersebut. Mereka menegaskan bahwa batik merupakan bagian integral dari identitas budaya Indonesia yang sudah ada jauh sebelum fenomena global ini muncul.

 

Adidas dan Klaim Batik

Di sisi lain, Adidas juga terlibat dalam kontroversi setelah merilis koleksi sepatu yang mengandung elemen desain batik. Merek ini menyatakan bahwa koleksi tersebut merupakan bentuk penghargaan terhadap budaya Asia Tenggara, namun banyak yang mempertanyakan keaslian dan izin terkait penggunaan pola batik dalam desain mereka.

Seperti halnya klaim iShowSpeed, reaksi terhadap Adidas cukup beragam. Banyak pengguna media sosial menilai bahwa merek besar seperti Adidas memiliki tanggung jawab lebih dalam menggunakan elemen budaya. Tanpa adanya kolaborasi atau komunikasi yang jelas dengan komunitas lokal, penggunaan motif batik oleh Adidas dapat dilihat sebagai eksploitasi budaya, di mana perusahaan mengambil keuntungan dari elemen budaya tanpa memberikan kredit atau dukungan yang layak kepada asal-usulnya.

Kedua klaim ini menunjukkan tantangan yang dihadapi dalam dunia fashion dan industri kreatif, di mana sering kali batas antara penghormatan dan eksploitasi bisa menjadi kabur. Dalam industri yang didorong oleh tren dan komersialisasi, penting bagi merek dan individu untuk memahami dan menghormati warisan budaya yang mereka gunakan.

 

Kesimpulan

Kepopuleran batik Malaysia di luar negeri bisa disebabkan oleh beberapa faktor:

  1. Promosi dan Pemasaran: Malaysia aktif dalam mempromosikan batik sebagai bagian dari identitas budaya mereka. Festival budaya dan pameran internasional sering diadakan untuk memperkenalkan batik Malaysia ke pasar global.

  2. Keterlibatan Dalam Acara Internasional: Malaysia sering berpartisipasi dalam pameran dan acara internasional, memperlihatkan batik sebagai simbol budaya mereka. Ini membantu meningkatkan visibilitas di kalangan wisatawan dan pelaku industri.

  3. Variasi dan Inovasi: Batik Malaysia memiliki ciri khas yang berbeda dari batik Indonesia, termasuk teknik pewarnaan dan desain. Inovasi dalam gaya dan penggunaan batik dalam mode modern juga menarik perhatian.

  4. Kebudayaan Multikultural: Malaysia, dengan keberagaman etnis dan budaya, menghadirkan batik dalam konteks yang lebih luas, termasuk pengaruh Melayu, Tionghoa, dan India. Ini memberi daya tarik yang unik bagi pengunjung internasional.

  5. Dukungan Pemerintah: Pemerintah Malaysia telah berinvestasi dalam industri batik, menjadikannya sebagai bagian dari agenda pariwisata dan ekonomi, yang dapat meningkatkan kesadaran global.

Meskipun batik Indonesia memiliki pengakuan UNESCO, promosi dan strategi pemasaran yang efektif dari Malaysia juga berperan dalam meningkatkan popularitas batik mereka di luar negeri.

Tidak ada komentar